
Pada Minggu, 20 Juli 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan kegiatan sosialisasi Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) di Dusun Danaraja, Desa Danaraja, Kecamatan Purwonegara, Kabupaten Banjarnegara. Bertempat di kediaman Ketua RT 01/RW 04 dan bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Rahayu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep budidaya ikan dan tanaman secara terpadu sebagai upaya membangun ketahanan pangan dari lingkungan rumah tangga.
Budikdamber merupakan metode budidaya yang menggabungkan pemeliharaan ikan lele di dalam ember dengan penanaman sayuran seperti kangkung di bagian atasnya. Metode ini sangat cocok diterapkan pada skala rumah tangga karena tidak membutuhkan lahan luas, aliran listrik, atau peralatan yang rumit. Dengan menggunakan alat dan bahan sederhana seperti ember, kran, cup, arang, tisu yang dibasahi, benih kangkung, dan benih ikan lele, masyarakat dapat menghasilkan sumber pangan bergizi secara mandiri.
Sebelum kegiatan dimulai, peserta sosialisasi mengikuti pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mengenai budidaya ikan dalam ember. Mahasiswa kemudian memandu proses pembuatan Budikdamber mulai dari pemasangan kran pada ember, pelubangan tutup ember untuk tempat tanam, hingga penyiapan media tanam dengan arang dan tisu basah yang kemudian ditaburi benih kangkung. Ember kemudian diisi air dan benih ikan lele.
Sesi sosialisasi juga mencakup penjelasan tentang cara perawatan Budikdamber, seperti pemberian pakan dua kali sehari dan penggantian air dua kali seminggu. Penggunaan air yang hemat dan tidak bergantung pada listrik menjadikan metode ini sangat efisien dan ramah lingkungan.
Setelah kegiatan berlangsung, peserta mengikuti post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman setelah sosialisasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa metode ini dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh peserta, serta menumbuhkan minat untuk menerapkannya di lingkungan masing-masing.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengembangkan ketahanan pangan berbasis rumah tangga. Dengan memanfaatkan pekarangan dan peralatan sederhana, masyarakat dapat menghasilkan protein hewani dan sayuran segar yang berguna untuk konsumsi harian maupun peluang usaha kecil. Budikdamber menjadi solusi praktis yang dapat diterapkan di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di daerah dengan keterbatasan lahan dan sumber daya.
Pada Minggu, 20 Juli 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan kegiatan sosialisasi Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) di Dusun Danaraja, Desa Danaraja, Kecamatan Purwonegara, Kabupaten Banjarnegara. Bertempat di kediaman Ketua RT 01/RW 04 dan bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Rahayu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep budidaya ikan dan tanaman secara terpadu sebagai upaya membangun ketahanan pangan dari lingkungan rumah tangga.
Budikdamber merupakan metode budidaya yang menggabungkan pemeliharaan ikan lele di dalam ember dengan penanaman sayuran seperti kangkung di bagian atasnya. Metode ini sangat cocok diterapkan pada skala rumah tangga karena tidak membutuhkan lahan luas, aliran listrik, atau peralatan yang rumit. Dengan menggunakan alat dan bahan sederhana seperti ember, kran, cup, arang, tisu yang dibasahi, benih kangkung, dan benih ikan lele, masyarakat dapat menghasilkan sumber pangan bergizi secara mandiri.
Sebelum kegiatan dimulai, peserta sosialisasi mengikuti pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mengenai budidaya ikan dalam ember. Mahasiswa kemudian memandu proses pembuatan Budikdamber mulai dari pemasangan kran pada ember, pelubangan tutup ember untuk tempat tanam, hingga penyiapan media tanam dengan arang dan tisu basah yang kemudian ditaburi benih kangkung. Ember kemudian diisi air dan benih ikan lele.
Sesi sosialisasi juga mencakup penjelasan tentang cara perawatan Budikdamber, seperti pemberian pakan dua kali sehari dan penggantian air dua kali seminggu. Penggunaan air yang hemat dan tidak bergantung pada listrik menjadikan metode ini sangat efisien dan ramah lingkungan.
Setelah kegiatan berlangsung, peserta mengikuti post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman setelah sosialisasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa metode ini dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh peserta, serta menumbuhkan minat untuk menerapkannya di lingkungan masing-masing.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengembangkan ketahanan pangan berbasis rumah tangga. Dengan memanfaatkan pekarangan dan peralatan sederhana, masyarakat dapat menghasilkan protein hewani dan sayuran segar yang berguna untuk konsumsi harian maupun peluang usaha kecil. Budikdamber menjadi solusi praktis yang dapat diterapkan di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di daerah dengan keterbatasan lahan dan sumber daya.