
Desa Danaraja yang terletak di Kecamatan Purwonegara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang cukup menjanjikan. Salah satu UMKM yang terus berkembang di desa ini adalah usaha produksi telur asin milik Ibu Titik Wakhyu Wardayati. Usaha ini telah berjalan selama beberapa waktu dan menjadi salah satu sumber penghasilan keluarga sekaligus menyumbang potensi ekonomi desa. Untuk mendukung pengembangan usaha tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan program pendampingan yang berfokus pada penguatan branding dan pemasaran produk telur asin.
Kegiatan produksi telur asin di UMKM ini masih dilakukan secara tradisional, namun memiliki kualitas rasa yang khas dan disukai oleh masyarakat sekitar. Proses pembuatan dimulai dengan pengumpulan telur bebek yang dierami secara alami dalam ban bekas, sebuah metode sederhana yang mencerminkan kearifan lokal. Setelah telur dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah membersihkan dan mengamplas permukaannya hingga halus agar adonan pengawet dapat menempel dengan baik. Telur-telur tersebut kemudian dilumuri campuran batu bata halus dan garam kasar, lalu disusun rapi dalam ember tertutup. Proses ini berlangsung selama 15 hari untuk telur dari bebek omega dan 20 hari untuk bebek pangon. Setelah masa simpan selesai, telur kembali dibersihkan, diamplas, dan dikukus selama dua jam untuk menghasilkan telur asin matang. Selain itu, UMKM ini juga memproduksi varian telur asin asap yang melalui proses pengasapan menggunakan arang. Seluruh rangkaian produksi ini menunjukkan bahwa meskipun berbasis metode tradisional, UMKM ini mampu menghasilkan produk yang layak dipasarkan lebih luas apabila didukung dengan strategi branding dan kemasan yang tepat.
Pendampingan yang dilakukan oleh tim KKN Unsoed memiliki fokus utama pada peningkatan kualitas produk melalui branding dan pengemasan. Mahasiswa membantu UMKM dalam merancang label kemasan yang lebih menarik, profesional, dan informatif. Label ini mencakup informasi penting tentang produk, serta menampilkan logo yang mencerminkan identitas dan keunggulan lokal. Selain itu, pendampingan juga menyasar pada peningkatan keterampilan pemasaran, termasuk cara sederhana untuk memasarkan produk secara lebih efektif, baik melalui media sosial maupun penjualan langsung di pasar lokal. Dengan adanya desain kemasan yang lebih menarik, produk telur asin buatan Ibu Titik kini tampil lebih unggul dan siap bersaing dengan produk sejenis di pasaran.
Manfaat dari program pendampingan ini tidak hanya dirasakan dalam aspek visual produk, tetapi juga dalam peningkatan kepercayaan diri pelaku UMKM dalam memasarkan produknya. Proses kolaboratif antara mahasiswa dan pelaku usaha telah membuka peluang untuk melihat potensi usaha dari sudut pandang yang lebih strategis. Selain membantu mengembangkan kemasan dan logo, pendampingan ini juga mendorong pelaku UMKM untuk memahami pentingnya identitas merek (brand identity), storytelling produk, serta daya tarik kemasan dalam menarik minat konsumen. Hal ini diharapkan menjadi bekal jangka panjang bagi pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi dan memperluas pasar.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong pengembangan produk melalui penguatan branding dan visualisasi identitas produk. Mahasiswa KKN berperan aktif dalam membantu UMKM mengembangkan logo, mendesain kemasan, serta membangun citra produk yang kuat dan membedakan dari kompetitor. Dengan demikian, pendampingan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam peningkatan penjualan, tetapi juga membuka jalan bagi kemajuan UMKM secara berkelanjutan. Harapannya, UMKM telur asin di Desa Danaraja dapat terus berkembang dan menjadi salah satu ikon produk unggulan desa yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat setempat.